Monday, March 24, 2008

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR, MAKASSAR

Hai semua....
Saya mencoba membuat forum diskusi untuk pembaca Tribun Timur, Makassar, maupun netters www.tribun-timur.com. Sebagai forum diskusi, melalui forum ini kita bisa berbagi informasi apa saja.... pasang iklan juga boleh. Klik http://tribun.freeforums.org
--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
www.tribun-timur.com

Usefull Links:

jurnalisme-makassar.blogspot.com
jurnalisme-tv.blogspot.com
jurnalisme-radio.blogspot.com
jurnalisme-suratkabar.blogspot.com
jurnalisme-blog.blogspot.com
makassar-updating.blogspot.com
makassar-bugis.blogspot.com

Sunday, March 23, 2008

Raja Malaysia Raja Bugis


Terdapat hubungan yang istimewa antara Malaysia dengan Indonesia, terutama setelah Jusuf Kalla, yang berasal dari Bone (Bugis Bone) menjadi wakil presiden. Ia memiliki hubungan personal dengan Wakil PM Malaysia Tun Abdul Razak yang berdarah Bugis dan mendapat gelar adat dari Kerajaan Gowa.
Ketika ribut-ribut soal Ambalat, Presiden SBY mengutus Kalla untuk melakukan "diplomasi Bugis". Hasilnya malah efektif.
Dalam rangka diplomasi Bugis itu pula, Kalla mendapatkan gelar doktor HC dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Sebaliknya, Tun Razak mendapat gelar doktor dari Universitas Hasanuddin, almamater Kalla dan tempat Kalla menduduki posisi sebagai Ketua IKA Unhas, jabatan yang diembannya sejak organisasi alumni itu berdiri.
Ini berita Antara tentara raja-raja Malaysia berdarah Bugis.



Raja-Raja di Malaysia Berdarah Bugis
Dari sembilan raja yang memerintah di Malaysia, ternyata pada umumnya merupakan keturunan Raja Bugis dari Kerajaaan Luwu, Sulawesi Selatan.

Hal itu terungkap pada Seminar Penelusuran Kerabat Raja Bugis, Sulsel dengan raja-raja Johor-Riau-Selangor, Malaysia di Makassar, Rabu.

"Berdasarkan hasil penelusuran silsilah keturunan dan tinjauan arkeologi diketahui, 14 provinsi di Malaysia, sembilan diantaranya diperintah oleh raja yang bergelar datuk (dato`) atau sultan, sedang empat provinsi lainnya diperintah gubernur yang bukan raja," kata Prof Emeritus Dato` Dr Moh Yusoff bin Haji Hasyim, President Kolej Teknologi Islam Antarbangsa Melaka.

Menurut dia, dari segi silsilah, kesembilan raja yang memiliki hak otoritas dalam mengatur pemerintahannya itu, berasal dari komunitas Melayu-Bugis, Melayu-Johor dan Melayu-Minangkabau.

Sebagai contoh, lanjutnya, pemangku Kerajaan Selangor saat ini adalah turunan dari Kerjaan Luwu, Sulsel.

Merujuk Lontar versi Luwu` di museum Batara Guru di Palopo dan kitab Negarakerjagama, menyebutkan tradisi `raja-raja Luwu` ada sejak abad ke-9 masehi dan seluruh masa pemerintahan kerajaan Luwu terdapat 38 raja.

Raja yang ke-26 dan ke-28 adalah Wetenrileleang berputrakan La Maddusila Karaeng Tanete, yang kemudian berputrikan Opu Wetenriborong Daeng Rilekke` yang kemudian bersuamikan Opu Daeng Kemboja.

"Dari hasil perkawinannya itu lahir lima orang putra, masing-masing Opu Daeng Parani, Opu Daeng Marewah, Opu Daeng Cella`, Opu Daeng Manambong dan Opu Daeng Kamase," paparnya sembari menambahkan, putra-putra inilah yang kemudian merantau ke Selangor dan menjadi cikal bakal keturunan raja-raja di Malaysia hingga saat ini.

Lebih jauh dijelaskan, dengan penelusuran sejarah dan silsilah keluarga itu, diharapkan dapat lebih mendekatakan hubungan antara kedua rumpun Melayu yakni Melayu Selangor dan Bugis.

Menurut Moh Jusoff, dari segi kedekatan emosional, silsilah dan genesitas komunitas di Malaysia dan Indonesia tidak bisa dipisahkan. Hanya saja, belum bisa merambah ke persoalan politik karena ranah politik Malaysia berbeda dengan politik Indonesia termasuk mengenai tata pemerintahan dan kemasyarakatannya.

Sementara itu, Andi Ima Kesuma,M.Hum, pakar kebudayaan dari Universitas Hasanuddin (Unhas) yang juga Kepala Museum Kota Makassar mengatakan, kekerabatan keturunan raja-raja di Malaysia dan raja-raja Bugis di Sulsel tertuang dalam Sure` Lagaligo maupun dalam literatur klasik lainnya.

"Hanya saja, gelaran yang dipakai di tanah Bugis tidak lagi digunakan di lokasi perantauan (Malaysia) karena sudah berasimilasi dengan situasi dan kondisi di lokasi yang baru," katanya.

Gelar Opu dang Karaeng yang lazim digunakan bagi keturunan raja rai Luwu dan Makassar tidak lagi dipakai di Malaysia melainkan sudah bergelar tengku, sultan atau dato`

Sumber : Antara



--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
www.tribun-timur.com

Usefull Links:

jurnalisme-makassar.blogspot.com
jurnalisme-tv.blogspot.com
jurnalisme-radio.blogspot.com
jurnalisme-suratkabar.blogspot.com
jurnalisme-blog.blogspot.com
makassar-updating.blogspot.com
makassar-bugis.blogspot.com

Saturday, March 22, 2008

Kawasan Pantai Losari Macet

Malam Minggu. Kawasan Pantai Losari, ikon Kota Makassar yang membuat kota ini terasa berbeda dari kota-kota lainnya di Indonesia, memang menjadi pilihan leisure murah meriah bagi warga Makassar.
Di Anjungan Losari, Anda cukup membayar parkir (Rp 1.000 untuk mobil), dan Anda pun berhak menikmati suasana pantai, aroma laut, angin malam, dan keluasan pemandangan laut. Merokok? Boleh. Ngobrol? Tidak dilarang. Aman? Ya, pasti.
Di sana pedagang dilarang menjajakan dagangan. Namun, biasalah, ada juga pedagang yang kreatif membawa botol-botol minuman dingin, dijajakan langsung kepada ratusan pengunjung.
Sulitnya, bila Anda penikmat kopi, di sana tidak ada penjual. Bergeserlah ke jajaran ruko... di sana banyak yang menyuguhkan aneka minuman.
Pada pagi hari, terutama akhir pekan dan hari libur lainnya, kawasan Pantai Losari selalu dipadati warga yang berolahraga. Penjual kaki lima menjajakan aneka jualan, layaknya pedagang di kawasan Stadion Senayan, Jakarta, manakala hari libur tiba.


Laporan www.tribun-timur.com (Tribun Timur, Makassar)

Kawasan Pantai Losari Macet Total
Laporan: muhammad taufiq. taufiq75@yahoo.com
 
Makassar, Tribun - Ratusan kendaraan baik roda dua maupun roda empat tertahan di sepanjang ruas jl Penghibur tepatnya di sepanjang Pantai Losari malam ini.
 
Hal ini disebabkan padatnya warga Makassar yang menghabiskan malam mingguan di Pantai Losari utamanya di sekitar Ajungan Pantai Losari.

Sejumlah aparat kepolisian yang diterjunkan untuk mengatur arus lalulintas, tidak dapat berbuat banyak.

Kejadian ini terjadi hampir setiap malam minggu. Diperkirakan, jumlah pengunjung di pantai ini mencapai sekitar 5.000-an orang.(*)



--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
www.tribun-timur.com

Usefull Links:

jurnalisme-makassar.blogspot.com
jurnalisme-tv.blogspot.com
jurnalisme-radio.blogspot.com
jurnalisme-suratkabar.blogspot.com
jurnalisme-blog.blogspot.com
makassar-updating.blogspot.com
makassar-bugis.blogspot.com